An ordinary blog from an ordinary girl

Welcome to my ordinary blog
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Post Icon

Teori Kepribadian Sehat Menurut Gordon W. Allport

1Perkembangan Kesehatan Mental dan Kepribadian Sehat Menurut Allport

  •  Pendapat Allport dalam Membahas Manusia

Kodrat manusia digambarkan oleh Allport sebagai individu positif, penuh harapan, dan menyanjung-nyanjung. Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar atau bisa di katakana sebagai kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tak sadar dan tingkah laku mereka, Allport percaya bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh-pengaruh yang penting pada tingkah laku orang-orang dewasa yang neurotis, akan tetapi individu-individu yang sehat yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga.
Kepribadian-kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa anak-anak. Orang-orang yang neurotis terikat erat pada pengalaman-pengalaman masa anak-anak, tetapi orang-orang yang sehat bebas dari paksaan-paksaan masa lampau. Orang-orang yang sehat dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang dan oleh intensi-intensi ke arah masa depan dan antipasti-antipasi masa depan. Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa yang akan datang dan tidak mundur kembali kepada peristiwa-peristiwa masa anak-anak.
Allport percaya bahwa tidak ada kesamaan-kesamaan fungsional antara orang yang neurotis dan orang yang sehat. Allport mengemukakan suatu jurang diantara keduanya dan salah satu diantara tipe-tipe kepribadian itu tidak memperlihatkan salah satu diantara sifat-sifat yang lainnya. Dalam pandangan Allport, orang yang neurotis beroperasi dalam genggaman konflik-konflik dan pengalaman-pengalaman anak-anak dan kepribadian yang sehat berfungsi pada suatu taraf yang berbeda dan lebih tinggi.
Allport lebih suka mempelajari orang-orang dewasa yang matang dan hanya sedikit saja berbicara mengenai orang-orang yang neurotis. Karena itu kita dapat berkata bahwa sistem dari Allport hanya berorientasi pada kesehatan.


·         Perkembangan Proprium Sebagai Dasar Perkembangan Kepribadian yang Sehat

Allport ingin menghilangkan berbagai macam kontradiksi dan banyaknya kekaburan yang terkandung dalam pembicaraan-pembicaraan tentang “diri” dengan membuang kata itu dan menggantikannya dengan suatu kata lain yang akan membedakan konsepnya tentang “diri” dari semua konsep lain. Istilah yang dipilihnya adalah proprium dan dapat didefinisikan dengan memikirkan bentuk sifat “propriate” seperti dalam kata “appropriate”.
Proprium menunjuk pada sesuatu yang dimiliki seseorang atau unik bagi seseorang. Itu berarti bahwa proprium (self) terdiri dari hal-hal atau proses-proses yang penting dan bersifat pribadi bagi seorang individu, segi-segi yang menentukan seseorang sebagai yang unik. Allport menyebutnya “saya sebagaimana dirasakan dan diketahui”.
Proprium berkembang dari masa bayi sampai masa adolesensi melalui tujuh tingkat “diri”. Apabila semua segi perkembangan telah muncul sepenuhnya, maka segi-segi tersebut dipersatukan dalam suatu konsep proprium. Jadi proprium adalah susunan dari tujuh tingkat “diri” ini. Munculnya proprium merupakan suatu prasyarat untuk suatu kepribadian yang sehat.
“Diri” jasmaniah. Kita tidak dilahirkan dengan suatu perasaan tentang diri. Bayi tidak dapat membedakan antara diri (“saya”) dan dunia sekitarnya. Kira-kira pada usia 15 bulan, maka muncullah tingkat pertama perkembangan proprium diri jasmaniah.
Identitas diri. Pada tingkat kedua perkembangan, muncullah perasaan identitas diri.Anak mulai mengenali diri sendiri secara ter[poisah dan mengenali bayangan dicermin sama seperti yang ia lihat kemarin.
Harga diri. Tingkat ketiga dalam perkembangan proprium ialah timbulnya harga diri. Hal ini menyangkut perasaan bangga dari anak sebagai suatu hasil dari belajar mengerjakan benda-benda atas usahanya sendiri.
Perluasan diri (self extension). Tingkat perkembangan diri berikutnya adalah perluasan diri, mulai sekitar usia 4 tahun. Anak sudah mulai menyadari orang-orang lain dan benda-benda dalam lingkungannya dan fakta bahwa beberapa diantaranya adalah milik anak tersebut.
Gambaran diri,  berkembang pada tingkat berikutnya. Hal ini menunjukkan bagaimana anak melihat dirinya dan pendapatnya tentang dirinya. Gambaran ini berkembang dari interaksi-interaksi antara orangtua dan anak. Lewat pujian dan hukuman anak belajar bahwa orangtuanya mengharapkan supaya menampilkan tingkah laku-tingkah laku tertentu dan manjauhi tingkah laku-tingkah laku lain.
Diri sebagai pelaku rasional. Setelah anak mulai sekolah, diri sebagai pelaku rasional mulai timbul. Aturan-aturan dan harapan-harapan baru dipelajari dari guru-guru dan teman-teman sekolah serta hal yang lebih penting ialah diberikannya aktivitas-aktivitas dan tantangan-tantangan intelektual.
Perjuangan proprium (propriate striving). Dalam masa remaja, perjuangan proprium (propriate striving), tingkat terakhir dalam perkembangan diri (selfhood) timbul. Allport percaya bahwa masa adolesensi merupakan suatu masa yang sangat menentukan karena pada masa ini orang sibuk dalam mencari identitas diri yang baru, segi yang sangat penting dari pencarian identitas ini adalah definisi suatu tujuan hidup.


  • Ciri-ciri Kepribadian yang Matang Menurut Allport

Tujuh kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.

1). Perluasan Perasaan Diri
Ketika diri berkembang, maka diri itu meluas menjangkau banyak orang dan benda. Mula-mula diri berpusat hanya pada individu kemudian diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan citi-cita yang abstrak. Artinya adalah, ketika individu sudah memasuki masa dimana dirinya lebih berkembang dari sebelumnya, ia akan melakukan atau berinvestasi lebih dalam lagi untuk lebih mengembangkan diri. Pengembangan diri itu bisa saja di salurkan entah ke sesama individu lainnya, bisa jadi ia kembangkan dalam bentuk nilai-nilai atau cita-cita yang ingin ia capai. Orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh. Allport menamakan hal ini “pertisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia”. Orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas.
Menurut Allport, suatu aktivitas harus relevan dan penting bagi diri; harus berarti sesuatu bagi orang itu. Apabila anda mengerjakan suatu pekerjaan karena anda percaya bahwa pekerjaan itu penting, menantang kemampuan, membuat anda merasa enak, maka anda merupakan seorang partisipan otentik dalam pekerjaan itu.

2). Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang-orang lain: kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu.
Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orangtua, anak, partner, atau teman akrab. Apa yang dihasilkan oleh kapasitas untuk keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang baik, syarat lain bagi kapasitas keintiman adalah suatu perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik.
Ada perbedaan antara hubungan cinta dari orang yang neurotis dengan hubungan cinta dari kepribadian-kepribadian yang sehat. Orang-orang yang neurotis harus menerima cinta jauh lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk memberinya. Apabila mereka memberi cinta, maka cinta itu diberikan dengan syarat-syarat dan kewajiban-kewajiban yang bersifat timbal balik. Cinta dari orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan, atau mengikat.
Perasaan terharu, tipe kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaan-penderitaan, ketakutan-ketakutan, dan kegagalan-kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia. Empati ini timbul melalui “perluasan imajinatif” dan perasaan orang sendiri terhadap kemanusiaan pada umumnya.
Sebagai hasil dari kapasitas perasaan terharu, kepribadian yang matang sabar terhadap tingkah laku orang-orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya. Orang yang sehat menerima kelemahan-kelemahan manusia, dan mengetahui bahwa dia memiliki kelemahan-kelemahan yang sama. Akan tetapi, orang yang neurotis tidak sabar dan tidak mampu memahami sifat universal dari pengalaman-pengalaman dasar manusia.
3). Keamanan Emosional
Kepribadian-kepribadian yang sehat juga mampu menerima emosi-emosi manusia. Kepribadian-kepribadian yang sehat mengontrol emosi-emosi mereka, sehingga emosi-emosi ini tidak mengganggu aktivitas-aktivitas antarpribadi, emosi-emosi diarahkan kembali ke dalam saluran-saluran yang lebih membangun. Akan tetapi orang-orang yang neurotis menyerah pada emosi apa saja yang dominan muncul pada saat itu.
Kualitas lain dari keamanan emosional ialah apa yang disebut Allport “sabar terhadap kekecewaan”. Orang-orang yang sehat sabar menghadapi kemunduran-kemunduran, tidak menyerah diri kepada kekecewaan, tetapi mampu memikiran cara-cara yang berbeda, yang kurang menimbulkan kekecewaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang sama atau tujuan-tujuan pengganti.

4). Persepsi Realistis
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Sebaliknya, orang-orang yang neurotis terkadang harus mengubah realitas supaya membuatnya sesuai dengan keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan-ketakutan mereka sendiri. Orang-orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang-orang lain atau situasi-situasi semuanya jahat atau semuanya baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya.

5). Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu, suatu tingkat kemampuan. Kita harus menggunakan keterampilan-keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
Allport mengemukakan bahwa ada kemungkinan orang-orang yang memiliki keterampilan-keterampilan menjadi neurotis, akan tetapi tidak mungkin menemukan orang-orang yang sehat dan matang yang tidak mengarahkan keterampilan mereka pada pekerjaan mereka
Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan berkelanjutan untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting pekerjaan itu dilakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan terampil.

6). Pemahaman Diri
Kepribadian yang sehat mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang-orang yang neurotis. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang-orang lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif.
Orang yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri (self objectification) yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang lain. Allport juga mengemukakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang.

7). Filsafah Hidup yang Mempersatukan
Bagi Allport, mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa aspirasi-aspirasi dan arah ke masa depan. Allport menekankan bahwa nilai-nilai (bersama dengan tujuan-tujuan) adalah sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan.
Memiliki nilai-nilai yang kuat, jelas memisahkan orang yag sehat dari orang yang neurotis. Orang yang neurotis tidak memiliki nilai-nilai atau hanya memiliki nilai-nilai yang terpecah-pecah dan bersifat sementara sehingga tidak cukup kuat untuk mengikat atau mempersatukan semua segi kehidupan.
Suara hati juga ikut berperan dalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suara hati yang tidak matang atau neurotis sama seperti suara hati kanak-kanak, yang patuh, membudak, penuh dengan pembatasan-pembatasan dan larangan-larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak ke dalam masa dewasa. Sedangkan suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tangggung jawab kepada diri sendiri dan orang lain.


          Konsep Kepribadian Menurut Allport

Traits adalah kunci dalam mendefinisikan strukur kepribadian menurut Allport.. Allport berpendapat bahwa pengertian-pengertian kebiasaan, traits, sikap, diri (self) dan kepribadian itu masing-masing bermanfaat dan berbeda satu sama lain. Allport menekankan pada trait, di mana ia menyatakan bahwa intensi itu berbeda dari attitude. eori-teori Allport kemudian dinamakan “trait psychology”.
Di sisi lain, tanggapan Allport mengenai temperamen juga berbeda dan mendetail. Bagi Allport temperamen adalah konstitusi kejiwaan atau bagian dari jiwa yang melalui darah dan memiliki hubungan dengan jasmaniah / biologis dan bersifat hereditas, termasuk juga mudah tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatan bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya, segala cara daripada fluktuasi dan intensitat suasana hati; gejala ini tergantung kepada faktor konstitusional.
Pada akhirnya, kontribusi terbesar Allport adalah teorinya mengenai Trait. Ia mengklasifikasikan beberapa trait, dan merevisinya menurut perkembangan teorinya sendiri.


TRAITS (PERSONALITY TRAITS)

Traits menurut teori Allport adalah proses mental/neuropsikis yang berkapasitas dan mampu mengarahakan stimulus yang akan menghasilkan perilaku yang adaptif atau ekspresif.

1.      Karakter Traits
Menurut Allport ada beberapa karakteristik traits:
· nyata dan benar-benar ada di setiap individu, bukan hanya sekadar label dan sebutan (claim)
· menjadi kausal (sebab) dari suatu perilaku yang biasanya terjadi
· empiris (bisa di identifikasi indra)
· masing masing salaing berkorelasi
· fleksibel dan berubah sesuai situasi(versatilitas)

2.      Individual Traits dan Common Traits

Berdasarkan teorinya mengenai distifikasi antara Trait dan Attitude, Allport kemudian mengklasifikasikan traits dalam 2 bentuk :
·Individual Traits : keunikan pada seseorang dan menunjukkan karakter mereka.
·Common Traits :  perilaku yang dilakukan oleh sejumlah manusia, misalnya sebagai bagian dari budaya.

3.      Personal Dispositions

Allport merevisi beberapa teori sebelumnya (dalam terminologi) .Personal dispositions artinya dimana perilaku tidak memiliki intensitas dan signifikansi yang sama.
·Cardinal traits adalah sifat yang berperan besar dalam kehidupan dan trait yang kuat
·Central traits adalah sifat yang lebih umum dan khas yang menonjol dari perilaku manusia itu sendiri.
·Secondary traits adalah sifat yang lebih spesifik dan tidak terlalu mendeskripsikan kepribadian. Sifat ini berfungsi lebih terbatas, khusus pada respons yang didasarnya serta perangsang tertentu dan tidak konsisten

Lihat bagan berikut ini:




Daftar Pustaka:
Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Ed revisi. Malang: UMMpress.

Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.


Sumber Gambar:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9cuWqFQq300KZ7FHwKZrgn-n3xNGPmUBidPk1W_hxfP7YL_pYUY1HdZ1HV6JGUYPpIpwOFtJyRbqYLegXzIxvQFORCV0JjlgSxSpIK7Fic7NIErIc333uNMR9Q5W0TYHdVZbadNKi8BM/s1600/gordon_allport.jpg

http://www.psych.westminster.edu/psy311/allport/img001.jpg

http://www.psychometric-success.com/images/PQ0405.png

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuwAB8WYbcF5T-FUV2W_oT08xSnDsC7bo8trczMYl9NzQk3qzB31hPN7zTb1xAVIZRXpxFWIyGJ5sYnFfU2w8C4qDrU_pc35OYpGF0LqzmxUwG7REXG6CZQCN6UdppvppHZ5sbo0QnQQdo/s1600/personality1.jpg

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar