1Perkembangan Kesehatan Mental dan Kepribadian Sehat Menurut
Allport
- Pendapat Allport dalam Membahas Manusia
Kodrat manusia digambarkan oleh
Allport sebagai individu positif, penuh harapan, dan menyanjung-nyanjung. Allport
tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai
oleh kekuatan-kekuatan tak sadar atau bisa di katakana sebagai kekuatan-kekuatan
yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Orang-orang yang sehat tidak didorong
oleh konflik-konflik tak sadar dan tingkah laku mereka, Allport percaya bahwa
kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh-pengaruh yang penting pada
tingkah laku orang-orang dewasa yang neurotis, akan tetapi individu-individu
yang sehat yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya
kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan
itu juga.
Kepribadian-kepribadian yang matang
tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa anak-anak.
Orang-orang yang neurotis terikat erat pada pengalaman-pengalaman masa anak-anak,
tetapi orang-orang yang sehat bebas dari paksaan-paksaan masa lampau.
Orang-orang yang sehat dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang dan oleh
intensi-intensi ke arah masa depan dan antipasti-antipasi masa depan. Pandangan
orang yang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa yang akan datang dan tidak
mundur kembali kepada peristiwa-peristiwa masa anak-anak.
Allport percaya bahwa tidak ada kesamaan-kesamaan fungsional
antara orang yang neurotis dan orang yang sehat. Allport mengemukakan suatu
jurang diantara keduanya dan salah satu diantara tipe-tipe kepribadian itu
tidak memperlihatkan salah satu diantara sifat-sifat yang lainnya. Dalam
pandangan Allport, orang yang neurotis beroperasi dalam genggaman konflik-konflik
dan pengalaman-pengalaman anak-anak dan kepribadian yang sehat berfungsi pada
suatu taraf yang berbeda dan lebih tinggi.
Allport lebih suka mempelajari
orang-orang dewasa yang matang dan hanya sedikit saja berbicara mengenai
orang-orang yang neurotis. Karena itu kita dapat berkata bahwa sistem dari Allport hanya berorientasi pada
kesehatan.
·
Perkembangan
Proprium Sebagai Dasar Perkembangan Kepribadian yang Sehat
Allport ingin menghilangkan berbagai
macam kontradiksi dan banyaknya kekaburan yang terkandung dalam
pembicaraan-pembicaraan tentang “diri” dengan membuang kata itu dan
menggantikannya dengan suatu kata lain yang akan membedakan konsepnya tentang
“diri” dari semua konsep lain. Istilah yang dipilihnya adalah proprium dan
dapat didefinisikan dengan memikirkan bentuk sifat “propriate” seperti dalam
kata “appropriate”.
Proprium menunjuk pada sesuatu yang dimiliki seseorang atau unik
bagi seseorang. Itu berarti bahwa proprium (self)
terdiri dari hal-hal atau proses-proses yang penting dan bersifat pribadi bagi
seorang individu, segi-segi yang menentukan seseorang sebagai yang unik.
Allport menyebutnya “saya sebagaimana dirasakan dan diketahui”.
Proprium berkembang dari masa bayi sampai
masa adolesensi melalui tujuh tingkat “diri”. Apabila semua segi perkembangan
telah muncul sepenuhnya, maka segi-segi tersebut dipersatukan dalam suatu
konsep proprium. Jadi proprium adalah susunan dari
tujuh tingkat “diri” ini. Munculnya proprium merupakan suatu
prasyarat untuk suatu kepribadian yang sehat.
“Diri” jasmaniah. Kita tidak dilahirkan dengan suatu perasaan tentang diri.
Bayi tidak dapat membedakan antara diri (“saya”) dan dunia sekitarnya.
Kira-kira pada usia 15 bulan, maka muncullah tingkat pertama perkembangan proprium
diri jasmaniah.
Identitas diri. Pada tingkat kedua perkembangan, muncullah perasaan identitas diri.Anak mulai mengenali diri
sendiri secara ter[poisah dan mengenali bayangan dicermin sama seperti yang ia
lihat kemarin.
Harga diri. Tingkat ketiga dalam perkembangan proprium ialah timbulnya harga diri. Hal ini menyangkut
perasaan bangga dari anak sebagai suatu hasil dari belajar mengerjakan
benda-benda atas usahanya sendiri.
Perluasan diri (self extension). Tingkat perkembangan diri
berikutnya adalah perluasan diri, mulai sekitar usia 4 tahun. Anak sudah mulai
menyadari orang-orang lain dan benda-benda dalam lingkungannya dan fakta bahwa
beberapa diantaranya adalah milik anak tersebut.
Gambaran diri, berkembang pada
tingkat berikutnya. Hal ini menunjukkan bagaimana anak melihat dirinya dan
pendapatnya tentang dirinya. Gambaran ini berkembang dari interaksi-interaksi
antara orangtua dan anak. Lewat pujian dan hukuman anak belajar bahwa
orangtuanya mengharapkan supaya menampilkan tingkah laku-tingkah laku tertentu
dan manjauhi tingkah laku-tingkah laku lain.
Diri sebagai pelaku rasional. Setelah anak mulai sekolah, diri
sebagai pelaku rasional mulai timbul. Aturan-aturan dan
harapan-harapan baru dipelajari dari guru-guru dan teman-teman sekolah serta
hal yang lebih penting ialah diberikannya aktivitas-aktivitas dan
tantangan-tantangan intelektual.
Perjuangan proprium (propriate striving). Dalam masa remaja, perjuangan proprium (propriate striving), tingkat
terakhir dalam perkembangan diri (selfhood)
timbul. Allport percaya bahwa masa adolesensi merupakan suatu masa yang sangat
menentukan karena pada masa ini orang sibuk dalam mencari identitas diri yang
baru, segi yang sangat penting dari pencarian identitas ini adalah definisi
suatu tujuan hidup.
- Ciri-ciri Kepribadian yang Matang Menurut Allport
Tujuh kriteria kematangan ini
merupakan pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari
kepribadian sehat.
1). Perluasan Perasaan Diri
Ketika diri berkembang, maka diri
itu meluas menjangkau banyak orang dan benda. Mula-mula diri berpusat hanya pada
individu kemudian diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan citi-cita yang
abstrak. Artinya adalah, ketika individu sudah memasuki masa dimana dirinya
lebih berkembang dari sebelumnya, ia akan melakukan atau berinvestasi lebih
dalam lagi untuk lebih mengembangkan diri. Pengembangan diri itu bisa saja di
salurkan entah ke sesama individu lainnya, bisa jadi ia kembangkan dalam bentuk
nilai-nilai atau cita-cita yang ingin ia capai. Orang harus menjadi partisipan
yang langsung dan penuh. Allport menamakan hal ini “pertisipasi otentik yang
dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia”.
Orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas.
Menurut Allport, suatu aktivitas
harus relevan dan penting bagi diri; harus berarti sesuatu bagi orang itu.
Apabila anda mengerjakan suatu pekerjaan karena anda percaya bahwa pekerjaan
itu penting, menantang kemampuan, membuat anda merasa enak, maka anda merupakan
seorang partisipan otentik dalam pekerjaan itu.
2). Hubungan Diri yang Hangat dengan
Orang-orang Lain
Allport membedakan dua macam
kehangatan dalam hubungan dengan orang-orang lain: kapasitas untuk keintiman dan kapasitas
untuk perasaan terharu.
Orang yang sehat secara psikologis
mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orangtua, anak, partner, atau teman akrab. Apa yang
dihasilkan oleh kapasitas untuk keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan
diri yang berkembang baik, syarat lain bagi kapasitas keintiman adalah suatu
perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik.
Ada perbedaan antara hubungan cinta
dari orang yang neurotis dengan hubungan cinta dari kepribadian-kepribadian
yang sehat. Orang-orang yang neurotis
harus menerima cinta jauh lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk
memberinya. Apabila mereka memberi cinta, maka cinta itu diberikan dengan
syarat-syarat dan kewajiban-kewajiban yang bersifat timbal balik. Cinta dari orang yang sehat adalah tanpa
syarat, tidak melumpuhkan, atau mengikat.
Perasaan terharu, tipe kehangatan
yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan
kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang sehat memiliki kapasitas untuk
memahami kesakitan-kesakitan, penderitaan-penderitaan, ketakutan-ketakutan, dan
kegagalan-kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia. Empati ini timbul
melalui “perluasan imajinatif” dan perasaan orang sendiri terhadap kemanusiaan
pada umumnya.
Sebagai hasil dari kapasitas
perasaan terharu, kepribadian yang matang sabar terhadap tingkah laku
orang-orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya. Orang yang sehat menerima
kelemahan-kelemahan manusia, dan mengetahui bahwa dia memiliki
kelemahan-kelemahan yang sama. Akan tetapi, orang yang neurotis tidak sabar dan
tidak mampu memahami sifat universal dari pengalaman-pengalaman dasar manusia.
3). Keamanan Emosional
Kepribadian-kepribadian yang sehat
juga mampu menerima emosi-emosi manusia. Kepribadian-kepribadian yang sehat
mengontrol emosi-emosi mereka, sehingga emosi-emosi ini tidak mengganggu
aktivitas-aktivitas antarpribadi, emosi-emosi diarahkan kembali ke dalam saluran-saluran
yang lebih membangun. Akan tetapi orang-orang yang neurotis menyerah pada emosi
apa saja yang dominan muncul pada saat itu.
Kualitas lain dari keamanan
emosional ialah apa yang disebut Allport “sabar terhadap kekecewaan”.
Orang-orang yang sehat sabar menghadapi kemunduran-kemunduran, tidak menyerah
diri kepada kekecewaan, tetapi mampu memikiran cara-cara yang berbeda, yang kurang
menimbulkan kekecewaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang sama atau tujuan-tujuan
pengganti.
4). Persepsi Realistis
Orang-orang yang sehat memandang
dunia mereka secara objektif. Sebaliknya, orang-orang yang neurotis terkadang harus
mengubah realitas supaya membuatnya sesuai dengan keinginan-keinginan,
kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan-ketakutan mereka sendiri. Orang-orang yang
sehat tidak perlu percaya bahwa orang-orang lain atau situasi-situasi
semuanya jahat atau semuanya baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap
realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya.
5). Keterampilan-keterampilan dan
Tugas-tugas
Keberhasilan dalam pekerjaan
menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu,
suatu tingkat kemampuan. Kita harus menggunakan keterampilan-keterampilan itu
secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya dalam
pekerjaan kita.
Allport mengemukakan bahwa ada
kemungkinan orang-orang yang memiliki keterampilan-keterampilan menjadi
neurotis, akan tetapi tidak mungkin menemukan orang-orang yang sehat dan matang
yang tidak mengarahkan keterampilan mereka pada pekerjaan mereka
Pekerjaan dan tanggung jawab
memberikan arti dan perasaan berkelanjutan untuk hidup. Tidak mungkin mencapai
kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang
penting pekerjaan itu dilakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan terampil.
6). Pemahaman Diri
Kepribadian yang sehat mencapai
suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang-orang yang
neurotis. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang-orang lain dalam
merumuskan suatu gambaran diri yang objektif.
Orang yang memiliki suatu tingkat
pemahaman diri (self objectification) yang tinggi atau wawasan diri
tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada
orang lain. Allport juga mengemukakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri
yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan diri
yang kurang.
7). Filsafah Hidup yang
Mempersatukan
Bagi Allport, mustahil memiliki
suatu kepribadian yang sehat tanpa aspirasi-aspirasi dan arah ke masa depan.
Allport menekankan bahwa nilai-nilai (bersama dengan tujuan-tujuan) adalah
sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan.
Memiliki nilai-nilai yang kuat,
jelas memisahkan orang yag sehat dari orang yang neurotis. Orang yang neurotis
tidak memiliki nilai-nilai atau hanya memiliki nilai-nilai yang terpecah-pecah
dan bersifat sementara sehingga tidak cukup kuat untuk mengikat atau
mempersatukan semua segi kehidupan.
Suara hati juga ikut berperan dalam
suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suara hati yang tidak matang atau
neurotis sama seperti suara hati kanak-kanak, yang patuh, membudak, penuh
dengan pembatasan-pembatasan dan larangan-larangan yang dibawa dari masa
kanak-kanak ke dalam masa dewasa. Sedangkan suara hati yang matang adalah suatu
perasaan kewajiban dan tangggung jawab kepada diri sendiri dan orang lain.
Konsep Kepribadian Menurut Allport
Traits
adalah kunci dalam mendefinisikan strukur kepribadian menurut Allport.. Allport
berpendapat bahwa pengertian-pengertian kebiasaan, traits, sikap, diri (self)
dan kepribadian itu masing-masing bermanfaat dan berbeda satu sama lain.
Allport menekankan pada trait, di mana ia menyatakan bahwa intensi itu berbeda
dari attitude. eori-teori Allport kemudian dinamakan “trait
psychology”.
Di
sisi lain, tanggapan Allport mengenai temperamen juga berbeda dan mendetail.
Bagi Allport temperamen adalah konstitusi kejiwaan atau bagian dari jiwa yang
melalui darah dan memiliki hubungan dengan jasmaniah / biologis dan bersifat
hereditas, termasuk juga mudah tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan
serta kecepatan bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya, segala cara
daripada fluktuasi dan intensitat suasana hati; gejala ini tergantung kepada
faktor konstitusional.
Pada
akhirnya, kontribusi terbesar Allport adalah teorinya mengenai Trait. Ia mengklasifikasikan beberapa
trait, dan merevisinya menurut perkembangan teorinya sendiri.
TRAITS (PERSONALITY TRAITS)
Traits menurut teori Allport adalah
proses mental/neuropsikis yang berkapasitas dan mampu mengarahakan stimulus
yang akan menghasilkan perilaku yang adaptif atau ekspresif.
1. Karakter Traits
Menurut
Allport ada beberapa karakteristik traits:
· nyata
dan benar-benar ada di setiap individu, bukan hanya sekadar label dan sebutan
(claim)
· menjadi
kausal (sebab) dari suatu perilaku yang biasanya terjadi
· empiris
(bisa di identifikasi indra)
· masing
masing salaing berkorelasi
· fleksibel
dan berubah sesuai situasi(versatilitas)
2. Individual Traits dan Common Traits
Berdasarkan
teorinya mengenai distifikasi antara Trait dan Attitude, Allport kemudian
mengklasifikasikan traits dalam 2 bentuk :
·Individual
Traits : keunikan pada seseorang dan menunjukkan karakter
mereka.
·Common
Traits : perilaku yang dilakukan oleh sejumlah manusia,
misalnya sebagai bagian dari budaya.
3. Personal Dispositions
Allport
merevisi beberapa teori sebelumnya (dalam terminologi) .Personal dispositions
artinya dimana perilaku tidak memiliki intensitas dan signifikansi yang sama.
·Cardinal
traits adalah sifat yang berperan besar dalam kehidupan dan trait
yang kuat
·Central
traits adalah sifat yang lebih umum dan khas yang menonjol dari
perilaku manusia itu sendiri.
·Secondary
traits adalah sifat yang lebih spesifik dan tidak terlalu
mendeskripsikan kepribadian. Sifat ini berfungsi lebih terbatas, khusus pada
respons yang didasarnya serta perangsang tertentu dan tidak konsisten
Lihat bagan berikut ini:
Daftar Pustaka:
Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Ed revisi. Malang: UMMpress.
Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Sumber Gambar:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9cuWqFQq300KZ7FHwKZrgn-n3xNGPmUBidPk1W_hxfP7YL_pYUY1HdZ1HV6JGUYPpIpwOFtJyRbqYLegXzIxvQFORCV0JjlgSxSpIK7Fic7NIErIc333uNMR9Q5W0TYHdVZbadNKi8BM/s1600/gordon_allport.jpg
http://www.psych.westminster.edu/psy311/allport/img001.jpg
http://www.psychometric-success.com/images/PQ0405.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuwAB8WYbcF5T-FUV2W_oT08xSnDsC7bo8trczMYl9NzQk3qzB31hPN7zTb1xAVIZRXpxFWIyGJ5sYnFfU2w8C4qDrU_pc35OYpGF0LqzmxUwG7REXG6CZQCN6UdppvppHZ5sbo0QnQQdo/s1600/personality1.jpg
0 komentar:
Posting Komentar